Visit US on review
7 April 2004, saya bersama dengan 12 teman-teman berangkat ke US untuk mengikuti serangkaian kegiatan yang diadakan oleh OHIO university. Undangan datang ke US juga berasal dari OHIO university. Tema kunjungan ini adalah interfaith dialogue~membangun pemahaman antar agama. peserta dari Indonesia terdiri dari aktivis, akademisi, priest, dan tokoh agama/ormas Islam. Perjalanan kurang lebih 20 jam via pesawat, satu malam menginap di singapura, transit sekitar 1 jam di Tokyo, cukup melelahkan dan transit di chicago sebelum sampai ke OHIO. Peserta dari Sumatera Selatan dua orang, saya dan rekan Yenny Izzi (women's movement), sementara peserta lain berasal dari provinsi lain di Indonesia yang cukup dikenal "panas" karena konflik horizontal seperti Palu, Kalsel, NTB dan Jakarta, sehingga sering ada joke sesama peserta kenapa orang dari Sumatera Selatan kok bisa berangkat~karena tidak masuk dalam kategori daerah "panas"~yang berhubungan atau dihubungkan dengan agama, hal ini semata berkat kemurahan hati seorang yang sering di panggil IBU oleh "gang OHIO" di Indonesia, dialah Ibu Elizabeth F Collins~profesor di University of OHIO~untuk ini, saya harus ucapkan ribuan terima kasih. Kami berdua menginap dirumah Ibu, sementara peserta lain ditempatkan dihotel disekitar OHIO university. Serangkaian kegiatan kelas~kursus singkat mediasi, fieltrip ke tokoh-tokoh local dipedesaan, mendatangi pasar alternatif~pasar rakyat didepan sebuah mall besar, keliling kampus OHIO, sampai hiburan dansa dg kelompok lokal, beberapa undangan dinner, langsung menyambut kami diminggu pertama di OHIO. Dengan menggunakan bus OHIO kami menuju Washington DC~kurang lebih 7 jam perjalanan, melalui beberapa negara bagian?~langsung menuju hotel holiday Inn yang terletak dibelakang georgetown university, 5 malam menginap dihotel ini, diselingi dengan wawancara malam oleh panitia~persepsi tentang kunjungan ini. Banyak tempat yang harus dikunjungi di Washington, tentu yang sangat sulit prosedurnya adalah kunjungan ke Gedung parlemen US, gedung putih juga terlihat seperti kantor Walikota Palembang. Beberapa monumen yang menghiasi washington menjadi wajib untuk dikunjungi, Vietnam memorial war, US Holocaust memorial Meseum~mengenang keganasan NAZI~, bertemu dengan Duta Besar RI, dan kami sempat sembahyang jumat di Masjid yang berdekatan dengan KBRI. Sempat melakukan "bakti lingkungan" dengan siera club di Sungai yang menjadi pusat kerja kelompok ini. Dan juga melakukan dialog dengan beberapa tokoh lintas agama dikantor mereka masing-masing di kawasan sekitar Washington, juga sempat melakukan diskusi dengan US Institute of Peace dikantor mereka. Washington tidak terlalu sibuk, benar-benar kota untuk adminitrasi pemerintahan, dengan beberapa taman kota yang nyaman untuk nongkrong dan juga tersedia buku-buku second dibeberapa "emperan" toko disekitarnya. Dengan tetap menggunakan bus kami menuju ke New York city, pusat kapitalisme dunia, tanggal 21 april 2004, menginap disebuah hotel dipangkal Broadway street~beberapa blok dari time square building. Kami sempat berkunjung salah satu sekolah di Brooklyn untuk mengenali persoalan anak-anak US dikawasan urban, dengan subway kami menuju kesana. kami juga bertemu dengan pengurus masjid di New York~orang Indonesia~dan mereka memiliki The Islamic Cultural Centre of New York yang berkantor didalam masjid. Dengan menggunakan subway kami menuju ke bekas reruntuhan gedung WTC, tedapat daftar nama korban 8/11 terpampang disebuah dinding yang baru dibangun. Tidak jauh dari kawasan ini, adalah pusat saham dunia Wall street juga kami lalui. Malam hari, sebagian peserta tidur, kami bertiga keluyuran dijalan-jalan New York yang tidak pernah tidur. Kami melanjutkan perjalanan ke Chincinati, bertemu dengan para pengurus United Methodist Student Centre, dan beberapa aparat judicial disana. Selagi peserta yang lain istirahat dihotel, kami berjalan kaki menuju Kentucky state melalui jembatan yang melintasi sungai missisipi. Dua state ini dipisahkan oleh sungai missisipi, disungai missisipi dapat ditemui kapal wisata jaman dahulu yang siap membawa orang-orang yang ingin bernostalgia.
Kota selanjutnya adalah Chicago, dengan menggunakan pesawat dari Columbus, dari udara nampak indah kota chicago dibibir danau michigan. Dialog dengan tokoh-tokoh agama disana, dialog persoalan ras hitam dan putih di US dan sedikit sejarah US. Menginap di The Senecca hotel sangat nyaman, berdekatan dengan northwestern university school of law dan tentu berseberangan dengan danau michigan. Beberapa toko buku yang menyediakan buku-buku yang sangat baik, adalah tempat untuk mengisi waktu senggang. Dari chicago, kami kembali ke OHIO, untuk bersiap-siap kembali ke Indonesia, dan kembali menangani kasus-kasus penggusuran, kekerasan oleh aparat, termasuk di Karya Jaya,Palembang yang akan digusur~karena akan menyambut PON kata Gubernur waktu itu.
Kota selanjutnya adalah Chicago, dengan menggunakan pesawat dari Columbus, dari udara nampak indah kota chicago dibibir danau michigan. Dialog dengan tokoh-tokoh agama disana, dialog persoalan ras hitam dan putih di US dan sedikit sejarah US. Menginap di The Senecca hotel sangat nyaman, berdekatan dengan northwestern university school of law dan tentu berseberangan dengan danau michigan. Beberapa toko buku yang menyediakan buku-buku yang sangat baik, adalah tempat untuk mengisi waktu senggang. Dari chicago, kami kembali ke OHIO, untuk bersiap-siap kembali ke Indonesia, dan kembali menangani kasus-kasus penggusuran, kekerasan oleh aparat, termasuk di Karya Jaya,Palembang yang akan digusur~karena akan menyambut PON kata Gubernur waktu itu.
Comments