Uzbekistan's restaurant in Songdo-Incheon

Kemarin malam, 19 october 07, saya bersama sekjen LND Burma di Seoul keluar ke Songno bersama dengan kawan dari Korea. Songno yang terletak di Incheon, merupakan kota persiapan untuk pengembangan kapitalisme setelah Seoul sangat padat, sekitar 45 menit menggunakan kendaraan pribadi dari perbatasan Seoul-Bucheon. Di Songno, akan dibangun beberapa fasilitas berdasarkan standar international, salah satunya adalah fasilitas pendidikan sehingga diharapkan anak-anak Korea tidak perlu lagi berangkat ke US atau UK untuk mendapatkan sertifikat international dibidang pendidikan. Saat ini di Songno, terdapat banyak restaurant dari manca negara, salah satunya dari Uzbekistan, Amir Timur namanya, tempatnya sangat artistik dan didesain sebagai reastauran keluarga. Sebagaimana restoran India, Nepal, China yang banyak ditemukan di Seoul, restoran ini di Kelola bersama antara orang dari negara asal dengan orang lokal/Korea. Masakan dimasak dan dihidangkan oleh karyawan Uzbekistan. Jenis masakan semua berasal dari Uzbekistan plus kimchi tentunya, gambaran sebagai negara eks soviet yang mayoritas penduduknya mayoritas Muslim dengan kota legendarisnya Samarkand dapat ditemukan direstoran ini dari ornamen yang mereka gunakan. Restaurant ini merupakan sebuah gambaran panjang hubungan antar kedua negara. Bahkan Stalin pun ikut berperan besar dalam sejarah Uzbekistan dan Korea. Dalam Wikipedia dijelaskan, "The population of Uzbekistan is very young: 34.1% of its are people are younger than 14. According to official sources, Uzbeks comprise a majority (80%) of the total population. Other ethnic groups include Russians 5.5%, Tajiks 5%, Kazakhs 3%, Karakalpaks 2.5%, and Tatars 1.5%.[2] There is some controversy about the percentage of the Tajik population. While official numbers from Uzbekistan put the number at 5%, some Western scholars believe it to be much higher, going as high as 40%.[3]. There is also an ethnic Korean population that was forcibly relocated to Uzbekistan by Stalin in the 1930s. There are also small groups of Armenians in Uzbekistan, mostly in Tashkent and Smararkand. The nation is 88% Muslim (mostly Sunni, with a 5% Shi'a minority), 9% Eastern Orthodox and 3% other faiths. The US State Department's International Religious Freedom Report 2004 reports that 0.2% of the population are Buddhist (these being mostly the ethnic Koreans). There were also an estimated 93,000 Jews in Uzbekistan in the early 1990s (source Library of Congress Country Studies).
Saat ini, hubungan antara Uzbekistan dan Korea selain hubungan sejarah juga, pengembangan modal oleh para cheobol Korea di Uzbekistan, "There are also many taxis, both registered and unregistered. Uzbekistan has car-producing plants which produce modern cars. The car production is supported by the government and the Korean auto company Daewoo. The Uzbek government acquired a 50% stake in Daewoo in 2005 for an undisclosed sum, and in May 2007 UzDaewooAuto, the car maker, signed a strategic agreement with General Motors-Daewoo Auto and Technology (GMDAT) [26]. The government also bought a stake in Turkey's Koc in SamKocAuto, a producer of small buses and lorries. Afterwards, it signed an agreement with Isuzu Motors of Japan to produce Isuzu buses and lorries" (resource:Wikipedia).
Sebagai bangsa yang pernah dibesarkan oleh Amir Timur, Uzbekistan adalah negara yang kaya sumber daya alam,emas dll, akan tetapi sebagaimana Indonesia masalah korupsi juga masih menjadi persoalan utama dinegara ini.

Comments

Popular Posts